Batik Trusmi atau disebut juga dengan nama lain yaitu Battik cirebon .Batik ini mempunyai warna dan teknik batik sendiri yang sulit ditiru oleh daerah lain, karena pewarnaan batik tidak hanya menggunakan teknik yang cukup rumit melainkan kadar ph air menentukan keberhasilan suatu proses pewarnaan batik. Artinya walaupun misalnya daerah Garut menguasai teknik pewarnaan batik Trusmi, tetapi jika dikerjakan di Garut warnanya tidak seperti warna batik Trusmi. Inilah keunggulan dari batik Trusmi, selain mempunyai desain batik yang baik, batik Cirebon juga didukung oleh teknik pewarnaan dan ph air yang berbeda dengan daerah lainnya.Batik Trusmi terdapatl dua jenis warna yang berasal dari produsennya, yaitu warna buatan Jerman yang umumya disebut dengan istilah obat sol dan warna buatan Jepang atau terkenal dengan obat Jawo dan napthol. Kedua warna ini menggunakan campuran air sebagai pengencernya.Umumnya pewarnaan batik Trusmi dibagi menjadi lima, batik sogan, batik biron, batik bangbiru, batik babarmas, dan batik tigo negerian.
Batik cirebon memiliki warna khas tersendiri. Pewarnaan batik membedakan batik yang satu dengan lainnya. Setiap daerah mempunyai ciri khas warna tertentu sehingga menunjukkan keanekaragaman batik Indonesia. Pewarnaan ini tidak hanya menjadi ciri khas suatu daerah tetapi menentukan juga nilai-nilai estetika dari sebuah batik.
Teknik pewarnaan batik tidaklah semudah melukis di atas kanvas. Melukis kanvas dapat dengan mudah mengontrol warna yang dituangkan karena semua warna terlihat jelas. Warna yang diinginkan dapat dengan mudah dihasilkan dan kalau warna tersebut tidak sesuai misalnya terlalu tua atau terlalu muda maka dengan mudah dapat diganti. Lain halnya dengan pewarnaan batik, kita harus mempunyai teknik tertentu untuk menghasilkan warna batik dengan motif tertentu. Selain itu feeling terhadap warna haruslah kuat karena warna batik dihasilkan dengan pencampuran zat kimia yang diproses air dengan suhu tertentu, pengelorodan atau perebusan batik dan pemanasan dengan cahaya matahari.