Kujang adalah sebuah
senjata Tradisional khas dari daerah Jawa Barat. Kujang mulai dibuat sekitar abad ke-8 atau ke-9, terbuat dari besi, baja dan bahan pamor, panjangnya sekitar 20 sampai 25 cm dan beratnya sekitar 300 gram.Kujang merupakan perkakas yang merefleksikan ketajaman dan daya kritis dalam kehidupan juga melambangkan kekuatan dan keberanian untuk melindungi hak dan kebenaran. Menjadi ciri khas, baik sebagai senjata, alat pertanian, perlambang, hiasan, ataupun cindera mata.
- Ada Beberapa Struktur Kujang
Sebilah kujang yang tergolong lengkap umumnya terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1). papatuk atau congo, yaitu bagian ujung yang runcing yang digunakan untuk menoreh atau mencungkil.
2). eluk atau siih, yaitu lekukan-lekukan pada badan kujang yang gunanya untuk mencabik-cabik tubuh lawan
3). waruga yaitu badan atau wilahan kujang
4). mata yaitu lubang-lubang kecil yang terdapat pada waruga yang jumlahnya bervariasi, antara 5 hingga 9 lubang. Sebagai catatan, ada juga kujang yang tidak mempunyai mata yang biasa disebut sebagai kujang buta
5). tonggong, yaitu sisi tajam yang terdapat pada bagian punggung kujang
6). tadah, yaitu lengkung kecil pada bagian bawah perut kujang
7) paksi, yaitu bagian ekor kujang yang berbentuk lancip
8). selut, yaitu ring yang dipasang pada ujung gagang kujang
9). combong, yaitu lubang yang terdapat pada gagang kujang
10). ganja atau landaian yaitu sudut runcing yang mengarah ke arah ujung kujang
11). kowak atau sarung kujang yang terbuat dari kayu samida yang memiliki aroma khas dan dapat menambah daya magis sebuah kujang
12). pamor berbentuk garis-garis (sulangkar) atau bintik-bintik (tutul) yang tergambar di atas waruga kujang. Sulangkar atau tutul pada waruga kunjang, disamping sebagai penambah nilai artistik juga berfungsi untuk menyimpan racun